Rabu, 16 Juli 2014

Aku bicara tentang Perempuan



          Seberapa sering hati perempuan disakiti oleh lelaki menjadi perhitungan untuk tetap bertahan atau tidak. Ada yang baru sekali dibuat patah hati, ia langsung mundur dan berpaling pada yang lain. Karena ia merasa tidak cocok dengan lelaki yang mudah menyakiti perempuan. Tapi ada juga perempuan yang hatinya tak goyah meski bertubu-tubi rasa sakit menghujam jantungnya bahkan sampai lanjut usia ia tetap setia pada lelakinya. Tidak peduli seberapa sering hatinya terlukai, seberapa banyak air mata yang ia tumpahkan untuk menangisi lelaki yang dicintainya.
          Perempuan memiliki sembilan perasaan dan satu akal. Sehingga para perempuan lebih menggunakan perasaan dibanding akal sehatnya. Ketika seorang perempuan memilih bertahan pada satu lelaki, yakinlah – para lelaki sekalian – bahwa ia telah menetapkan satu bintang dalam hidupnya. Tidak mudah untuk seorang perempuan mempunyai dua cinta sekaligus. Ia akan lebih mengutamakan kebahagiaan lelakinya dibanding dirinya sendiri. Rela melakukan apa saja demi lelakinya agar merasa dihargai. Dan ketika hatinya tergores luka, bahkan berkali-kali didapatkan, ia tidak akan meninggalkan – lelakinya – begitu saja. Segala macam pertahanan akan dibentuk untuk meneguhkan cintanya supaya tidak mudah dirusak badai yang terus melanda. Satu lelaki cukup baginya untuk bisa dijadikan teman mengarungi hidup.
          Mungkin setiap hatinya terkepung dalam jeruji-jeruji panas, air mata selalu mengalir untuk meredam luka-lukanya. Apakah air mata akan selalu mengalir tanpa ada habisnya? Saat saya menulis ini, saya pun masih bertanya-tanya. Tapi ada sebuah fakta, adakalanya seorang perempuan tidak mampu lagi untuk menangis. Ketika itu hatinya sedang menerima kembali beberapa goresan luka yang bersumber dari lelakinya. Ia merunduk lemas di atas sajadah malamnya. Ruang sukma penuh sesak dan ia sangat ingin menangis saat itu. Tapi tidak ada air mata yang jatuh barang setetespun. Manakala luka-lukanya terurai, cuma ribuan Asma Allah yang terus menggerakkan lidah sebagai permohonan ampun. Sambil bicara pada Tuhannya untuk diberi kekuatan supaya hatinya tetap teguh dalam pertahanannya.
          Untuk para kaum Adam sekalian, mungkin ada beberapa (tidak semua)  yang berpandangan bahwa perempuan itu lemah, cengeng, dan pertahanannya malah dibilang agresif. Tidak. Perempuan tercipta dari tulang rusuk lelaki dengan kelembutan dan rasa penyayang yang sudah menjadi kodrat dari Sang Khalik. Lelaki memang menang dalam rupa dan fisik, tetapi kasih sayang satu orang perempuan lebih dari kasih sayang sepuluh orang laki-laki.
          Perempuan tidak lemah, hanya lebih berperasa. Perempuan tidak cengeng, hanya dengan air mata ia mengungkapkan kasih sayangnya.
          Untuk para kaum Hawa, jika di persimpangan malah mendapati kebingungan untuk jalan mana yang harus diambil, ikuti kata hatimu. Tuhan tidak akan membiarkan hamba-Nya tersesat jika kita percaya akan rahmat-Nya. Tapi ketika kita dalam suasana sulit dan menyakitkan, yakinlah Tuhan sedang menjabarkan anugerah-Nya pada kita agar lebih mengenal dan menyadari tidak ada cinta sebesar cinta-Nya.

Salam Pena,

0 komentar:

Posting Komentar