Seberapa sering hati perempuan disakiti oleh lelaki menjadi
perhitungan untuk tetap bertahan atau tidak. Ada yang baru sekali dibuat patah
hati, ia langsung mundur dan berpaling pada yang lain. Karena ia merasa tidak
cocok dengan lelaki yang mudah menyakiti perempuan. Tapi ada juga perempuan
yang hatinya tak goyah meski bertubu-tubi rasa sakit menghujam jantungnya
bahkan sampai lanjut usia ia tetap setia pada lelakinya. Tidak peduli seberapa
sering hatinya terlukai, seberapa banyak air mata yang ia tumpahkan untuk
menangisi lelaki yang dicintainya.
Perempuan memiliki sembilan perasaan dan satu akal. Sehingga
para perempuan lebih menggunakan perasaan dibanding akal sehatnya. Ketika
seorang perempuan memilih bertahan pada satu lelaki, yakinlah – para lelaki
sekalian – bahwa ia telah menetapkan satu bintang dalam hidupnya. Tidak mudah
untuk seorang perempuan mempunyai dua cinta sekaligus. Ia akan lebih
mengutamakan kebahagiaan lelakinya dibanding dirinya sendiri. Rela melakukan
apa saja demi lelakinya agar merasa dihargai. Dan ketika hatinya tergores luka,
bahkan berkali-kali didapatkan, ia tidak akan meninggalkan – lelakinya – begitu
saja. Segala macam pertahanan akan dibentuk untuk meneguhkan cintanya supaya
tidak mudah dirusak badai yang terus melanda. Satu lelaki cukup baginya untuk
bisa dijadikan teman mengarungi hidup.
Mungkin setiap hatinya terkepung dalam jeruji-jeruji panas,
air mata selalu mengalir untuk meredam luka-lukanya. Apakah air mata akan
selalu mengalir tanpa ada habisnya? Saat saya menulis ini, saya pun masih
bertanya-tanya. Tapi ada sebuah fakta, adakalanya seorang perempuan tidak mampu
lagi untuk menangis. Ketika itu hatinya sedang menerima kembali beberapa
goresan luka yang bersumber dari lelakinya. Ia merunduk lemas di atas sajadah malamnya.
Ruang sukma penuh sesak dan ia sangat ingin menangis saat itu. Tapi tidak ada
air mata yang jatuh barang setetespun. Manakala luka-lukanya terurai, cuma
ribuan Asma Allah yang terus menggerakkan lidah sebagai permohonan ampun.
Sambil bicara pada Tuhannya untuk diberi kekuatan supaya hatinya tetap teguh
dalam pertahanannya.
Untuk para kaum Adam sekalian, mungkin ada beberapa (tidak
semua) yang berpandangan bahwa perempuan
itu lemah, cengeng, dan pertahanannya malah dibilang agresif. Tidak. Perempuan
tercipta dari tulang rusuk lelaki dengan kelembutan dan rasa penyayang yang
sudah menjadi kodrat dari Sang Khalik. Lelaki memang menang dalam rupa dan
fisik, tetapi kasih sayang satu orang perempuan lebih dari kasih sayang sepuluh
orang laki-laki.
Perempuan tidak lemah, hanya lebih berperasa. Perempuan
tidak cengeng, hanya dengan air mata ia mengungkapkan kasih sayangnya.
Untuk para kaum Hawa, jika di persimpangan malah mendapati
kebingungan untuk jalan mana yang harus diambil, ikuti kata hatimu. Tuhan tidak
akan membiarkan hamba-Nya tersesat jika kita percaya akan rahmat-Nya. Tapi
ketika kita dalam suasana sulit dan menyakitkan, yakinlah Tuhan sedang
menjabarkan anugerah-Nya pada kita agar lebih mengenal dan menyadari tidak ada
cinta sebesar cinta-Nya.
Salam Pena,
0 komentar:
Posting Komentar