Untuk Mas
Jambang, Pak Gendut dan Pak Jenggot...
Bagaimana
kabar kalian bertiga? Andai ada satu waktu di mana kita bisa bertemu kembali.
Ah, ada banyak yang ingin aku ucap. Terimakasih.
Sampai mulut ini berbusa – mungkin. Sudah sepekan lebih setelah kejadian malam
itu, kaki kananku masih “menumpang” pada si kaki kiri. Aku masih hobi bertapa
di atas kasur dan mengeram seharian. Yah...Malam itu memang sangat tidak
terduga.
Tapi
syukurlah. Aku tidak tahu bagaimana aku tanpa Mas Jambang yang diam-diam membuntuti
sampai tragedi itu terjadi. Hey! Aku ingat kau yang membopongku hingga kedai
kopi di pinggir sana, bukan? Dan bersama kepanikan di raut wajahku, kau mencoba
menenangkan dengan berkata: kakimu hanya
kesleo biasa.
Lalu,
melihat aku yang kesulitan beranjak, Pak Gendut dan Pak Jenggot mau berbaik
hati mengantarku sampai ke rumah. Ya...Meskipun awalnya aku merasa takut dan
khawatir akan terjadi hal-hal yang lebih mengerikan – sebagai seorang perempuan
muda di saat larut malam.
Beruntungnya
aku bertemu kalian.
Meski waktu
tidak mempertemukan kita, aku serahkan semua pada Tuhan untuk membayar
kebaikkan kalian. Andai posisiku pada waktu itu adalah seorang kaya raya, pasti
langsung kusodorkan beberapa lembar rupiah.
Semoga
panjang umur dan sejahtera...
0 komentar:
Posting Komentar