Hujan akhirnya kembali dan bawakan larik-larik kenangan. Diam-diam
bersemayam dan merajuk untuk sekedar menjenguk masa lalu.
Hai...Kakiku masih menyanggupi berdiri di sini. Kau tentu tahu.
Bersama rindu yang terselip, aku ucap selamat menyentuh cita yang bahagia.
Dan kau tetap jadi mimpi tanpa tangga untuk kujejakki.
Sang angin begitu membuai, dan malam makin memanjakan para gadis yang
gulana.
Tidak hanya aku yang mematung di bawah hitamnya dunia. Masih banyak
yang juga mengais cinta manis dari hati yang sulit dijadikan asa.
Engkau...Mungkin suatu saat akan sempat membaca ini.
Tanpa paksaan dari apapun. Cuma hatimu yang benar-benar ingin
mengetahui siratan dari semua tulisanku.
Berharap jemariku kau raih, dan kita mengayunkan kaki di jalan setapak
yang sama – berdua.
Hujan selalu mampu pahami aku yang tetap setia merindu. Walau peluh
kadang menggoda untuk mundur dan mengalah.
Dan bersama hujan aku mengenangmu, makin memimpikanmu untuk bisa
mengembalikan kisah-kisah manis yang telah terlampau pudar.
Salam Kasih,
0 komentar:
Posting Komentar