Siapa yang percaya pada bibir berbuah manis
Yang datang bersama kilatan magis
Meski tanpa wujud yang nyata
Kau ciptakan onar di kerumunan gadis-gadis jelita
Mereka hanya polos, tapi kau anggap dungu
Mereka belum paham ada udang dibalik batu
Kau berkesempatan mengedar mata dengan picingan yang mengilat
Semua sangka mereka terjerat
Sementara gelak kegirangan menggema di sudut singgasanamu
Dan mereka kau tuntut ‘tuk berlutut dan menjamu
Kau yang pandai berangan-angan tentang nafsu
Memandang manusia mungil di ambang pintu yang tampak lesu
Perlahan...dan kau benar-benar dapatkan raganya
Kasihan dia...
Seperti batu, kau masih menganggapnya dungu
Kau mengasihinya, tapi hanya dengan sebuah kimono ungu
Tidakkah terlihat pipinya lembab?
Dan siapakah menurutmu yang pantas dijadikan sumber sebab?
0 komentar:
Posting Komentar